Minggu, 27 November 2016

Deteksi Kanker Payudara dengan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)





Berdasarkan data Globocan 2013 angka kejadian kanker payudara di Indonesia adalah 40 per 100.000 perempuan. Kematian akibat kanker payudara mencapai  21,5 pada setiap 100.000 perempuan. 70 % pasien kanker payudara baru datang ke fasilitas kesehatan pada stadium  lanjut, sangat memprihatinkan ya. Kanker payudara masih menempati urutan pertama kejadian kanker pada perempuan di Indonesia. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita sebagai perempuan untuk melakukan pemeriksaan payudara untuk mendeteksi secara dini adanya kelainan payudara sehingga kanker payudara dapat dicegah.

Terdapat 2 cara untuk mendeteksi kanker payudara, yaitu pemeriksaan payudara secara klinis yang disebut mamografi dan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Pemeriksaan mamografi di lakukan di tempat pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit, sedangkan SADARI dapat dilakukan sendiri di rumah.

Pada saat ini kita akan membahas tentang SADARI saja. Tujuan dari SADARI adalah untuk mengetahui bentuk payudara normal, menyadari ada tidaknya perubahan pada payudara, dan agar perubahan apa pun dapat segera dikonsultasikan dan tidak terlambat ditangani.

Kapan waktu yang tepat untuk SADARI ?

SADARI sebaiknya dilakukan tiap bulan, beberapa hari setelah haid. Karena pada waktu menjelang haid dan pada waktu haid, hormon progesteron meningkat sehingga payudara terasa membengkak, mengencang dan terasa sakit.  

Jika ibu telah menopause (berhenti haid), SADARI tetap dilakukan tiap bulannya pada tanggal yang sama, agar ibu tidak lupa.

Mengapa SADARI ini dianjurkan dilakukan tiap bulan ? karena kanker payudara pada tahap awal tidak menimbulkan gejala apapun, namun bersamaan dengan berkembangnya penyakit, maka akan timbul gejala-gejala yang menyebabkan perubahan pada payudara, salah satunya adalah benjolan pada payudara.

SADARI ini dapat dimulai semenjak pertama kali mendapatkan haid. Jadi jika ibu-ibu semua mempunyai anak perempuan yang telah mendapatkan haid, ajarkan untuk melakukan SADARI sedini mungkin, karena benjolan pada payudara dapat terjadi bukan hanya pada wanita dewasa saja.

Keadaan apa yang harus menjadi perhatian ketika ibu melakukan SADARI?

Pada saat melakukan SADARI, perhatikan jika ibu merasakan hal-hal berikut ini, yaitu : teraba benjolan, adanya penebalan kulit sekitar payudara, adanya perubahan ukuran dan bentuk payudara, adanya pengerutan kulit, keluar cairan dari puting susu, payudara terasa nyeri, adanya pembengkakan pada lengan atas dan teraba benjolan di ketiak atau leher.

Bagaimana cara melakukan SADARI ?

Berikut adalah langkah-langkah SADARI yang bisa Ibu lakukan di rumah :
  1. Mulai pemeriksaan dengan berdiri di depan cermin. Berdirilah dengan lengan di samping tubuh. Perhatikan bentuk, ukuran, dan apakah ada perubahan seperti permukaan dan warna kulit, juga bentuk puting payudara. Kebanyakan wanita tidak memiliki payudara yang ukurannya sama besar (payudara kanan lebih besar atau lebih kecil daripada yang lain).
  2. Membungkuklah di depan kaca sehingga payudara terjulur ke bawah. Perhatikan dan raba untuk memeriksa apakah ada perubahan tertentu pada payudara
  3. Angkat kedua tangan dan periksa apakah ada perubahan warna seperti kemerahan, kulit mengerut seperti kulit jeruk, atau bengkak pada payudara.
  4. Letakkan kedua tangan di pinggang dan periksa payudara seperti pada langkah sebelumnya.
  5. Angkat satu tangan dan periksa payudara di sisi tangan tersebut dengan tangan yang lainnya. Tekan payudara dari atas ke bawah, mulai dari sisi yang paling luar kemudian mengarah ke dalam dengan tiga jari yang dirapatkan. Rasakan apakah ada benjolan.
  6. Dalam posisi yang sama, lanjutkan dengan menekan payudara secara melingkar (seperti spiral). Periksa payudara seperti pada langkah sebelumnya. Lakukan hal yang sama pada payudara satunya.
  7. Tekan payudara ke arah puting dengan kedua tangan seperti memijat dan lihat apakah ada cairan yang keluar
  8. Periksa daerah ketiak, rasakan apakah terdapat benjolan.




Selain sambil berdiri, ibu dapat memeriksa payudara pada posisi berbaring. Saat berbaring, payudara menjadi melebar dan memudahkan untuk diperiksa. Atau ibu juga dapat memeriksa payudara saat mandi, karena busa sabun akan memudahkan pergerakan tangan untuk memeriksa benjolan atau perubahan pada payudara.
 
Tidak perlu terburu-buru saat melakukan pemeriksaan. Pastikan semua permukaan payudara telah teraba dengan seksama. Hal yang perlu diperhatikan saat dan setelah melakukan pemeriksaan adalah tetap tenang jika mendapati perubahan pada payudara. Meski harus tetap waspada, namun sebagian besar perubahan fisik tidak mengarah pada kanker. Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendiagnosis kelainan. Sebagian besar benjolan pada payudara juga merupakan tumor jinak yang tidak bersifat kanker.

Mulai sekarang, rajin memeriksakan payudaranya sendiri ya bu, agar segera mungkin perubahan pada payudara dapat terdeteksi.

Semoga bermanfaat ☺

Khalida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar