Minggu, 08 Januari 2017

Kenapa Ibu Hamil Dianjurkan Melakukan Tes HIV ?






Penyakit HIV / AIDS meningkat setiap tahunnya semenjak pertama kali virus HIV ditemukan pada tahun 1987. Berdasarkan data Ditjen P2PL Kemenkes RI tanggal 20/11/2016 diketahui orang yang terinfeksi HIV berjumlah 219.036 orang, penderita AIDS berjumlah 82.968 orang. Sekitar 4% penderita HIV adalah bayi yang tertular dari ibunya semenjak dalam kandungan. Diperkirakan jumlah penderita HIV/AIDS di Indonesia sebenarnya adalah sekitar 600.000 orang, karena masih banyak penderita HIV yang tidak memeriksakan diri ke tempat pelayanan kesehatan dikarenakan tidak sadar dirinya terinfeksi HIV, tabu dan takut memeriksakan diri serta kurang pengetahuan tentang HIV/AIDS.

Ibu rumah tangga sangat rentan tertular HIV dari suaminya. Jika ibu sudah tertular HIV, kemungkinan besar (> 90%) akan menularkan kepada anaknya pada saat hamil, melahirkan dan menyusui. Oleh karena itu pada tahun 2013 menteri kesehatan mengeluarkan Permenkes RI no 51 tahun 2013 tentang Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak (PPIA), yang mewajibkan tenaga kesehatan menawarkan kepada semua ibu hamil untuk melakukan tes HIV, skrining IMS (Infeksi Menular Seksual) dan tes sifilis pada kunjungan awal pemeriksaan kehamilan beserta tes laboratorium lainnya.  

Manfaat tes HIV pada ibu hamil adalah dapat mendeteksi ibu hamil yang terinfeksi HIV/AIDS sedini mungkin sehingga jika ibu positif tertular HIV dapat mengikuti program pencegahan infeksi dari ibu ke bayi yang dikandungnya. Dengan mengikuti program pencegahan ini semenjak ibu hamil muda maka akan melahirkan anak yang bebas HIV/AIDS. Manfaat lainnya adalah jika ibu diketahui positif HIV maka suami juga harus dilakukan tes, sehingga bisa diputus mata rantai penyebaran HIV/AIDS melalui suami ke perempuan atau pasangan seks yang lain.

Program pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak akan efektif jika dilakukan pada saat hamil muda (penularan menurun sampai 1-2%). Pencegahan dilakukan dengan pemberian obat ARV kepada semua ibu hamil yang terdeteksi terinfeksi  HIV/AIDS.  

Sebelum membahas lebih lanjut tentang tes HIV bagi ibu hamil, saya akan membahas tentang HIV/AIDS secara umum terlebih dahulu.

Apa itu HIV / AIDS ?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh/imunitas manusia dan menyebabkan AIDS.

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah penyakit lanjutan dari HIV, merupakan kumpulan tanda dan gejala penyakit akibat penurunan sistem daya tahan tubuh. AIDS sering diketahui dengan munculnya berbagai penyakit infeksi Oportunistik (macam-macam penyakit), keganasan, gangguan metabolisme dan lainnya. Infeksi HIV berjalan sangat progresif merusak sistem kekebalan tubuh, sehingga penderita tidak dapat menahan serangan infeksi jamur, bakteri atau virus. Kebanyakan orang dengan HIV akan meninggal dalam beberapa tahun setelah tanda pertama AIDS muncul bila tidak ada pelayanan dan terapi yang diberikan.

Bagaimana cara penularan HIV/AIDS ?

HIV hidup di dalam darah dan cairan genital. Virus akan menyebar ketika cairan tubuh orang terinfeksi HIV masuk ke dalam tubuh orang lain. Artinya HIV dapat menular melalui :

  1. Cairan genital : cairan genital (cairan sperma, lendir vagina) memiliki jumlah virus yang tinggi dan cukup banyak untuk memungkinkan penularan. Oleh karenanya hubungan seksual yang berisiko/tidak aman dapat menularkan HIV. Semua jenis hubungan seksual misalnya kontak seksual genital, kontak  seksual oral dan anal dapat menularkan HIV.
  2. Darah : penularan melalui darah dapat terjadi melalui transfusi darah dan produknya (plasma, trombosis); perilaku menyuntik yang tidak aman pada pengguna napza suntik (penasun/IDU); pemakaian jarum suntik / alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik,  peralatan pencet jerawat, peralatan medis, jarum akupuntur dll; transplantasi organ dan jaringan tubuh yang tercemar virus HIV.
  3. Dari ibu ke bayinya : hal ini terjadi selama dalam kandungan melalui placenta/ari-ari, melalui cairan genital saat persalinan dan menyusui (pemberian ASI).

HIV tidak bisa hidup di luar tubuh manusia untuk lebih dari beberapa menit. Dia tidak bisa hidup sendiri di udara atau di air. Artinya, Anda tidak dapat tertular atau menularkan HIV lewat :
  • Sentuhan, pelukan, atau ciuman
  • Berbagi makanan dan minuman.
  • Memakai baju, sprei, selimut, berbagi sabun mandi atau WC secara bergantian.
  • Berenang bersama
  • Gigitan nyamuk.
  • Tinggal serumah dengan Odha (orang dengan HIV/AIDS)
Bagaimana perjalanan infeksi HIV ?

Sesudah HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan terinfeksi dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut (terutama sel limfosit T CD4 dan makrofag). Virus HIV akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12 minggu dan disebut masa jendela (window period). Selama masa jendela, pasien sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain, meski hasil pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif. Hampir 30-50% orang mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini, di mana gejala dan tanda yang biasanya timbul adalah: demam, pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit kepala dan batuk.

Pada tahap Infeksi kronik: penderita HIV tampak sehat, tidak menunjukkan gejala apa-apa seperti orang normal lainnya. Biasanya hal ini berlangsung selama 5 – 15 tahun. Walaupun terlihat normal tapi orang terinfeksi HIV tetap bisa menularkan virus HIV. Selama fase ini, sistem imun terganggu dan daya tahan tubuh berangsur-angsur menurun karena virus HIV memperbanyak dengan cepat disertai pengrusakan sel limposit T CD4 dan sel kekebalan tubuh lainnya, sampai akhirnya sel limposit T CD4 turun di bawah 350/ml  dan penderita masuk dalam fase AIDS.

Pada tahap AIDS, semua penyakit, virus, bakteri bahkan keganasan cepat sekali masuk ke dalam tubuh. Tanda dan gejala yang tampak sangat tergantung jenis infeksi (oportunistik) yang menyertainya. Biasanya yang sering terjadi adalah penurunan berat badan yang drastis, nafsu makan berkurang, diare yang tidak kunjung sembuh, demam lebih dari 1 bulan, batuk 2-3 minggu.

Bagaimana cara melakukan tes HIV/AIDS ?

Ibu akan mendapatkan tes HIV/AIDS di berbagai pusat kesehatan baik di rumah sakit, puskesmas atau bidan praktik mandiri yang sudah bekerjasama dengan laboratorium kesehatan. Tes dianjurkan dilakukan di awal kehamilan pada saat pemeriksaan kehamilan pertama kali.

Dilakukan konseling pra tes terlebih dahulu, tujuan konseling ini adalah  menyiapkan ibu untuk tes HIV/AIDS. Isi diskusi adalah klarifikasi pengetahuan ibu tentang HIV/AIDS, menyampaikan prosedur tes dan pengelolaan diri setelah menerima hasil tes, menyiapkan ibu menghadapi hari depan, mempersiapkan persetujuan dilakukan tes.

Tes HIV sendiri dapat dilakukan dengan cara tes sampel darah. Saat seseorang terinfeksi virus, maka tubuh akan memproduksi antibodi untuk melawan virus tersebut. Antibodi secara alami akan dihasilkan oleh sistem imun tubuh. Karena tes antibodi lebih mudah dideteksi daripada tes virusnya, maka dengan melakukan tes antibodi saja sudah dapat diketahui seseorang tersebut HIV positif atau tidak. Jika tidak ada antibodi yang dihasilkan, maka hasilnya adalah HIV negatif, begitu pula sebaliknya. 

Hasil tes bisa saja negatif jika ibu hamil yang di tes baru saja terinfeksi. Hal ini dapat terjadi karena tubuh membutuhkan waktu beberapa minggu untuk menghasilkan antibodi sejak terjadinya infeksi. Antibodi baru bisa dideteksi setelah 3 hingga 8 minggu setelah terinfeksi. Untuk ibu hamil yang memiliki faktor risiko terinfeksi HIV jika hasil pemeriksaan negatif, maka perlu dilakukan tes ulang kembali minimal 14 hari setelah tes pertama, dan  setidaknya tes ulang kembali saat menjelang persalinan (usia kehamilan 32-36 minggu).

Setelah hasil tes diketahui, dilakukan konseling post-tes yaitu konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positif mau pun negatif. Konseling post-test sangat penting untuk membantu ibu hamil yang hasilnya HIV positif agar dapat mengetahui cara menghidari penularan pada orang lain, serta untuk bisa mengatasinya dan menjalin hidup secara positif. Bagi ibu hamil yang hasilnya HIV negatif, konseling post-test bermanfaat untuk memberitahui tentang cara-cara mencegah infeksi HIV di masa datang.

Ibu hamil yang hasil tesnya HIV positif, maka akan dilakukan konseling berpasangan dengan suami untuk mencari tau penyebab terinfeksi, dan ditawarkan untuk melakukan tes HIV bagi suami.

Hasil tes HIV, sangat rahasia. Hanya orang yang dites yang boleh mengambil dan mengetahui hasil tes pertama kali.

Memberanikan diri untuk melakukan tes HIV tidaklah mudah, tapi demi kesehatan buah hati Anda, tes ini sangat penting untuk dilakukan.



Cegah dan hindari penyakit HIV bukan orangnya”


Semoga Bermanfaat


Khalida


Jumat, 09 Desember 2016

Awas Ada Setan



Kali ini saya ingin membagikan tulisan bagus dari mba Julia Sarah Rangkuti, yang ia tulis di halaman faceboknya mengenai cara menerangkan ke anak tentang Setan agar anak paham setan itu apa berdasarkan agama Islam. Tulisan ini juga mengajarkan pada orang tua agar tidak mengancam dan menakut-nakuti anaknya dengan pemaham yang salah tentang setan  karena nantinya pemahaman yang salah ini dapat mempengaruhi keimanan anak dan terus terbawa sampai anak besar nanti.

Oh ya, tulisan ini saya dapat dari materi Islamic Parenting Community (IPC), grup parenting WA yang saya ikuti (saya ga temenan atau ngikutin FB mba Julia Sarah Rangkuti soalnya 😁😁😁 )

Selamat membaca ....... 😀
Awas, ada setan !

"Bunda, kata X di situ tadi ada setan."
"Bunda, katanya tadi Y lihat gendoruwo di sana."
"Bunda, memangnya di kamar mandi ada setan, ya?"
"Abang ga mau ke kamar mandi, Bunda. Di kamar mandi ada setan."

Ini adalah beberapa kalimat yang beberapa waktu lalu sering dilontarkan oleh Kenzie (3y). Pertanyaan-pertanyaan tentang adanya makhluk Allah selain yang biasanya mampu ia lihat : manusia, binatang, dan tumbuhan. Pertanyaan tentang makhluk gaib. Inilah kesempatan untuk menyuburkan kembali imannya pada Allah SWT. Meluruskan pandangan yang keliru. Mengkoreksi pemikiran yang salah. Bahwa setan ada, namun bukan untuk DITAKUTI. Setan ada, untuk DIMUSUHI. Selalu. Selamanya.

"Apakah setan itu ada, Bunda?"

"Ya, Bang. Setan itu ada. Allah menciptakan jin, manusia, malaikat, semuanya untuk menyembah Allah SWT. Namun iblis berkhianat pada Allah, Bang. Iblis adalah golongan jin."

Maka mengalirkan cerita awal mula penciptaan Nabi Adam as. Kisah saat Allah SWT meminta malaikat dan jin untuk bersujud pada manusia. Namun, iblis menolaknya. Kemudian Allah mengeluarkan iblis dari surga. Iblis sungguh sangat SOMBONG. Bukannya meminta maaf, ia malah berlagak: tidak apa masuk neraka namun meminta penangguhan untuk menggoda anak cucu Adam. Agar di neraka banyak temannya.

"Inilah dosa pertama makhluk Allah SWT yg bernama iblis, Bang. SOMBONG. Iblis tidak mau bersujud pada Nabi Adam as karena ia merasa lebih indah penciptaannya, lebih bagus rupanya, lebih sempurna wujudnya. Iblis merasa ia lebih baik daripada manusia yg diciptakan Allah SWT dr tanah."

"Ada banyak hal penting yang dapat kita cermati dari kisah ini, Bang. Pertama, jangan sekali-kali kita memiliki rasa sombong, Bang. Allah tidak suka. Hanya Allah yang berhak sombong, Bang. Kita ini manusia yang segala kita miliki hanya titipan dari Allah saja. Abang punya mainan, buku, makanan, rumah, keluarga, semua itu rezeki dari Allah, Bang. Tapi semuanya hanya titipan saja. Sewaktu-waktu bisa Allah ambil kembali."

"Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri." (QS. Lukman: 18)

Kedua, Bang. Abang harus tahu bahwa setan itu jahat. Setan itu ada dari golongan jin namun bisa juga dari golongan manusia. Selamanya setan itu musuh kita, Bang. Iblis itu punya misi, tugas. Misinya menggoda seluruh manusia agar melanggar perintah Allah, agar malas menjalankan perintah Allah. Tujuannya tadi apa Bang?"

"Supaya mereka punya teman di neraka ya, Bunda?."

"Iya, betul. kalau kita ikuti setan, maka setan akan senang sekali. Kata Allah kita jangan mau Bang ikuti langkah-langkah setan. Karena setan itu musuh kita. Selalu. Selama-lamanya."

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar. (An-Nur:21)

"Jadi setan itu kerjanya mengganggu manusia, Bunda? Kalau abang usil menganggu adik berarti Abang digangguin setan ya, Bunda."

"Iya, Bang. Baik tidak ya Bang menganggu adik?"

"Tidak baik, Bunda. Astagfirullah."

"Kalau kita suka usil jadi sama dengan perbuatan siapa, Bang?"

"Setan, Bunda."

"Abang mau jadi temannya setan?"

"Ga mau, Bunda."

"Kalau begitu abang ga boleh usil ya, Bang. Ga boleh menganggu orang lain."

"Iya, Bunda."

"Lanjut ya, Bang. Ketiga, kita tidak perlu takut sama setan."

"Kenapa, Bunda?"

"Karena kita saat ini lebih mulia daripada setan, Bang. Setan akan masuk neraka, sedangkan manusia punya pilihan: surga atau neraka. Jika kita patuh sama Allah, menjalankan perintah Allah, menjauhi segala larangannya Allah, insyaallah jika Allah Ridha kita akan masuk surga, Bang. Sebaliknya, kalau orang nakal, jahat, males sholat, males ngaji, ga mau beramal sholeh, banyak dosanya, melanggar perintah Allah saja kerjaannya, maka manusia yg seperti ini akan dimasukkan ke dalam neraka. Abang mau pilih mana?"

"Masuk surga aja, Bunda."

"Kalau gitu, jangan takut sama setan Bang. Setan itu bukan untuk ditakuti, tapi dimusuhi. Oke, Bang."

"Oke, Bunda."

"Terakhir, Bang. Benar Bang kalau setan itu ada di kamar mandi. Setan suka sama tempat-tempat yang kotor, Bang. Itulah kenapa kita harus membaca do'a sebelum masuk kamar mandi. Kita minta pertolongan kepada Allah dari godaan setan laki-laki dan setan perempuan."

"Iya, Bunda. Abang kalau mau masuk kamar mandi baca do'a dulu, Bunda."

Ya, alhamdulillah Kenzie sudah hafal do'a masuk-keluar kamar mandi. Ia bahkan seringkali keluar lagi dr kamar mandi segera saat ia lupa membaca do'a, untuk kemudian berdo'a dan masuk kembali ke kamar mandi. Semoga Allah senantiasa menjagamu dari tipu daya dan godaan setan ya, Bang. Aaaamiiin..

***************************************************************************

Urusan tentang 'takut setan' ini sesungguhnya bukanlah perkara yang sepele. Ini adalah perkara besar yang jika salah pemahamannya, maka salah pula keimanannya.
Maka, sungguh sangat menyedihkan ketika ada orang tua yang masih suka mengancam dan menakut-nakuti anak dengan kalimat :
"jangan main di situ ada setan."
"mau ikut ga? Kalau ga Mama tinggal nih. Biar nanti sendirian ditemenin setan."

Juga kalimat-kalimat senada.

Juga sangat disayangkan ketika media menyuguhkan bermacam-macam nama dan rupa-rupa setan: gendoruwo, kuntil anak, pocong, tuyul, dll untuk menakut-nakuti anak.

Padahal, sejatinya anak-anak kita masih dalam fitrah yang lurus. Pengetahuan tentang alam ghaib seharusnya dibangun dalam kisah yang benar dan baik. Tanamkan dahulu imaji-imaji yang indah, bukan yang penuh dengan ancaman dan ketakutan. Adapun kisah siksaan dan api neraka, belum perlu diceritakan secara detail pada anak usia dini agar tak melemahkan jiwanya.

Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan untuk mengajarkan yang baik dan benar. Memberi karunia 'furqan' kepada kita, untuk dapat membedakan yang baik-buruk, benar-salah, halal-haram. Aaamiin..

@juliasarahrangkuti

Semoga Bermanfaat ☺

Khalida

Rabu, 07 Desember 2016

Penanganan Plasenta Previa



Banyak ibu hamil khawatir ketika kehamilannya didiagnosa plasenta previa, karena ibu takut perdarahannya tidak berhenti dan berpikir persalinannya akan dilakukan dengan operasi caesar. Padahal tidak semua ibu dengan plasenta previa melahirkan dengan operasi caesar. Oleh karena itu, yuk kita kenalan dengan plasenta previa.

Apa itu plasenta previa ?

Plasenta Previa merupakan suatu kondisi dimana posisi Plasenta berada di bagian bawah uterus (rahim) atau di dekat serviks (mulut rahim), sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi.

Normalnya, seiring dengan kondisi rahim yang semakin membesar, Plasenta akan melebar ke arah atas atau naik dengan sendirinya menjauhi serviks. Namun pada kondisi tertentu posisi plasenta tidak berubah, tetap menempel pada bagian bawah terus.

Apa penyebab terjadinya Plasenta Previa ?

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami Plasenta Previa, seperti :

  1. Terlalu sering hamil (multigravida)
  2. Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
  3. Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
  4. Riwayat operasi caesar pada kehamilan sebelumnya
  5. Hamil kembar
  6. Memiliki kelainan pada rahim, seperti adanya mioma atau kista di rahim
  7. Sebelum hamil saat ini, ibu dilakukan kuretase
  8. Ibu yang merokok

 Gejala apa saja yang dialami oleh ibu ?

Pada usia kehamilan > 20 minggu ibu mengalami perdarahan sedikit atau banyak tanpa disertai nyeri. Warna darah merah terang.

Pendarahan dapat berhenti dengan sendirinya tanpa pengobatan, tetapi akan kembali muncul dalam beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

Perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini sedangkan pada plasenta letak rendah kemungkinan perdarahan terjadi saat kala 1 persalinan saat adanya pembukaan serviks.

Gejala lain yang timbul adalah janin tidak kunjung masuk ke pintu bawah panggul, posisi janin lintang atau sungsang, dan berat badan janin lebih kecil dari usia kehamilan karena adanya gangguan sirkulasi darah. Gejala-gejala ini sering timbul pada plasenta previa totalis.

Kenapa perdarahan ini dapat terjadi ?

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka leher rahim akan melebar untuk membuka jalan bagi persalinan. Jika terjadi plasenta previa, maka maka pembuluh darah pada uterus bagian bawah yang melebar akan menipis dan pecah, sehingga menyebabkan pendarahan. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini pendarahan terjadi.

Bagaimana cara mengetahui secara pasti bahwa ibu mengalami plasenta previa ?

Posisi plasenta mulai diketahui melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia kehamilan 18 – 21 minggu. Jika terjadi perdarahan, USG transvaginal tidak dianjurkan karena akan menyebabkan plasenta terlepas dan perdarahan semakin banyak.

Terdapat 4 kategori plasenta previa. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan posisi plasenta, yaitu:
  1. Plasenta Letak Rendah, yakni plasenta tertanam di bagian bawah uterus, dekat tepi lubang serviks (jalan lahir).
  2. Plasenta Previa marginalis, plasenta terletak tepat di tepi pintu lubang serviks.
  3. Plasenta Previa parsialis yaitu plasenta menutupi sebagian lubang serviks.
  4. Plasenta Previa totalis, yakni plasenta menutupi seluruh lubang serviks.



Apa yang akan terjadi jika ibu mengalami plasenta previa saat kehamilan ?

Risiko yang terjadi pada ibu adalah perdarahan hebat akibat rahim berkontraksi dan terjadi pembukaan pada serviks memicu pelepasan akar plasenta yang menempel pada jalan lahir.

Risiko pada janin adalah janin berisiko lahir prematur dan berat badan lahir rendah bahkan kematian janin.

Bagaimana penanganan ibu hamil dengan plasenta previa ?

Ibu hamil yang tidak atau hanya mengalami sedikit pendarahan biasanya tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, tapi tetap harus tetap waspada. Ibu dianjurkan untuk istirahat di rumah, bed rest (istirahat baring) dan mengurangi aktifitas fisik terutama aktifitas berat seperti membawa barang berat dan olah raga untuk menghindari adanya kontraksi dan mengurangi tekanan pada plasenta. Berhubungan seks juga sebaiknya dihindari karena dapat memicu pendarahan. Ibu melakukan bed rest minimal tiga hari sampai kontraksi dan perdarahan benar-benar berhenti.

Ibu tidak diperbolehkan untuk memakan makanan pedas dan menggunakan produk pembersih kewanitaan atau obat-obatan lain yang dijual bebas karena dikhawatirkan akan menimbulkan kontraksi sehingga terjadi perdarahan.

Untuk ibu hamil yang mengalami pendarahan selama masa kehamilan disarankan untuk menjalani bed rest total di rumah sakit agar perdarahannya dapat ditangani. Kondisi ibu dan janin dipantau dengan baik. Tetapi jika pendarahannya tidak kunjung berhenti, dokter akan menganjurkan operasi caesar meski usia kandungan belum cukup, untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Tidak semua ibu hamil yang mengalami plasenta previa akan menjalani persalinan dengan cara operasi caesar. Jika ibu diketahui mengalami plasenta previa pada awal kehamilan, maka plasenta masih dapat bergerak ke atas seiring dengan besarnya uterus, sehingga plasenta tidak lagi menutupi jalan lahir.

Ibu yang mengalami plasenta letak rendah dan plasenta previa marginalis juga kemungkinan besar dapat melahirkan normal. Tetapi ibu dengan plasenta previa parsialis atau totalis kemungkinan besar akan melahirkan dengan operasi caesar.

Jika ibu mengalami anemia selama kehamilan maka ibu sebaiknya mengkonsumsi vitamim penambah darah, dan memakan makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat dan vitamin B12.

Ibu sebaiknya sering menanamkan afirmasi / sugesti positif agar plasenta naik ke atas. Contoh kalimat afirmasi yang dapat ibu ucapkan adalah “mulai saat ini sampai masa persalinan, posisi plasenta semakin ke utara (maksudnya adalah agar plasenta naik ke atas)”. Afirmasi ini harus sering di ucapkan oleh ibu agar tubuh, pikiran dan jiwa ibu selaras sehingga Insya Allah posisi plasenta berubah dan tidak menghalangi jalan lahir.

Jadi ibu, jika Anda mengalami plasenta previa selama kehamilan teruslah berpikiran positif agar kondisi ibu dan janin sehat dan tetap waspada jika terjadi kontraksi dan perdarahan. Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi perdarahan.

Semoga bermanfaat ☺

Khalida