Rabu, 07 Desember 2016

Penanganan Plasenta Previa



Banyak ibu hamil khawatir ketika kehamilannya didiagnosa plasenta previa, karena ibu takut perdarahannya tidak berhenti dan berpikir persalinannya akan dilakukan dengan operasi caesar. Padahal tidak semua ibu dengan plasenta previa melahirkan dengan operasi caesar. Oleh karena itu, yuk kita kenalan dengan plasenta previa.

Apa itu plasenta previa ?

Plasenta Previa merupakan suatu kondisi dimana posisi Plasenta berada di bagian bawah uterus (rahim) atau di dekat serviks (mulut rahim), sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir bayi.

Normalnya, seiring dengan kondisi rahim yang semakin membesar, Plasenta akan melebar ke arah atas atau naik dengan sendirinya menjauhi serviks. Namun pada kondisi tertentu posisi plasenta tidak berubah, tetap menempel pada bagian bawah terus.

Apa penyebab terjadinya Plasenta Previa ?

Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko ibu hamil mengalami Plasenta Previa, seperti :

  1. Terlalu sering hamil (multigravida)
  2. Pernah mengalami plasenta previa pada kehamilan sebelumnya
  3. Hamil pada usia 35 tahun atau lebih
  4. Riwayat operasi caesar pada kehamilan sebelumnya
  5. Hamil kembar
  6. Memiliki kelainan pada rahim, seperti adanya mioma atau kista di rahim
  7. Sebelum hamil saat ini, ibu dilakukan kuretase
  8. Ibu yang merokok

 Gejala apa saja yang dialami oleh ibu ?

Pada usia kehamilan > 20 minggu ibu mengalami perdarahan sedikit atau banyak tanpa disertai nyeri. Warna darah merah terang.

Pendarahan dapat berhenti dengan sendirinya tanpa pengobatan, tetapi akan kembali muncul dalam beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.

Perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini sedangkan pada plasenta letak rendah kemungkinan perdarahan terjadi saat kala 1 persalinan saat adanya pembukaan serviks.

Gejala lain yang timbul adalah janin tidak kunjung masuk ke pintu bawah panggul, posisi janin lintang atau sungsang, dan berat badan janin lebih kecil dari usia kehamilan karena adanya gangguan sirkulasi darah. Gejala-gejala ini sering timbul pada plasenta previa totalis.

Kenapa perdarahan ini dapat terjadi ?

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka leher rahim akan melebar untuk membuka jalan bagi persalinan. Jika terjadi plasenta previa, maka maka pembuluh darah pada uterus bagian bawah yang melebar akan menipis dan pecah, sehingga menyebabkan pendarahan. Semakin rendah letak plasenta, maka semakin dini pendarahan terjadi.

Bagaimana cara mengetahui secara pasti bahwa ibu mengalami plasenta previa ?

Posisi plasenta mulai diketahui melalui pemeriksaan USG (ultrasonografi) pada usia kehamilan 18 – 21 minggu. Jika terjadi perdarahan, USG transvaginal tidak dianjurkan karena akan menyebabkan plasenta terlepas dan perdarahan semakin banyak.

Terdapat 4 kategori plasenta previa. Pengelompokan ini ditentukan berdasarkan posisi plasenta, yaitu:
  1. Plasenta Letak Rendah, yakni plasenta tertanam di bagian bawah uterus, dekat tepi lubang serviks (jalan lahir).
  2. Plasenta Previa marginalis, plasenta terletak tepat di tepi pintu lubang serviks.
  3. Plasenta Previa parsialis yaitu plasenta menutupi sebagian lubang serviks.
  4. Plasenta Previa totalis, yakni plasenta menutupi seluruh lubang serviks.



Apa yang akan terjadi jika ibu mengalami plasenta previa saat kehamilan ?

Risiko yang terjadi pada ibu adalah perdarahan hebat akibat rahim berkontraksi dan terjadi pembukaan pada serviks memicu pelepasan akar plasenta yang menempel pada jalan lahir.

Risiko pada janin adalah janin berisiko lahir prematur dan berat badan lahir rendah bahkan kematian janin.

Bagaimana penanganan ibu hamil dengan plasenta previa ?

Ibu hamil yang tidak atau hanya mengalami sedikit pendarahan biasanya tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit, tapi tetap harus tetap waspada. Ibu dianjurkan untuk istirahat di rumah, bed rest (istirahat baring) dan mengurangi aktifitas fisik terutama aktifitas berat seperti membawa barang berat dan olah raga untuk menghindari adanya kontraksi dan mengurangi tekanan pada plasenta. Berhubungan seks juga sebaiknya dihindari karena dapat memicu pendarahan. Ibu melakukan bed rest minimal tiga hari sampai kontraksi dan perdarahan benar-benar berhenti.

Ibu tidak diperbolehkan untuk memakan makanan pedas dan menggunakan produk pembersih kewanitaan atau obat-obatan lain yang dijual bebas karena dikhawatirkan akan menimbulkan kontraksi sehingga terjadi perdarahan.

Untuk ibu hamil yang mengalami pendarahan selama masa kehamilan disarankan untuk menjalani bed rest total di rumah sakit agar perdarahannya dapat ditangani. Kondisi ibu dan janin dipantau dengan baik. Tetapi jika pendarahannya tidak kunjung berhenti, dokter akan menganjurkan operasi caesar meski usia kandungan belum cukup, untuk menyelamatkan ibu dan bayi.

Tidak semua ibu hamil yang mengalami plasenta previa akan menjalani persalinan dengan cara operasi caesar. Jika ibu diketahui mengalami plasenta previa pada awal kehamilan, maka plasenta masih dapat bergerak ke atas seiring dengan besarnya uterus, sehingga plasenta tidak lagi menutupi jalan lahir.

Ibu yang mengalami plasenta letak rendah dan plasenta previa marginalis juga kemungkinan besar dapat melahirkan normal. Tetapi ibu dengan plasenta previa parsialis atau totalis kemungkinan besar akan melahirkan dengan operasi caesar.

Jika ibu mengalami anemia selama kehamilan maka ibu sebaiknya mengkonsumsi vitamim penambah darah, dan memakan makanan yang banyak mengandung zat besi, asam folat dan vitamin B12.

Ibu sebaiknya sering menanamkan afirmasi / sugesti positif agar plasenta naik ke atas. Contoh kalimat afirmasi yang dapat ibu ucapkan adalah “mulai saat ini sampai masa persalinan, posisi plasenta semakin ke utara (maksudnya adalah agar plasenta naik ke atas)”. Afirmasi ini harus sering di ucapkan oleh ibu agar tubuh, pikiran dan jiwa ibu selaras sehingga Insya Allah posisi plasenta berubah dan tidak menghalangi jalan lahir.

Jadi ibu, jika Anda mengalami plasenta previa selama kehamilan teruslah berpikiran positif agar kondisi ibu dan janin sehat dan tetap waspada jika terjadi kontraksi dan perdarahan. Segera periksakan diri ke dokter jika terjadi perdarahan.

Semoga bermanfaat ☺

Khalida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar